Sunday, February 13, 2011
Analisa Membaca Intesif untuk Menemukan Bahan Diskusi
Membaca merupakan salah satu kegiatan untuk mendapatkan informasi dengan membaca kalian dapat memperoleh berbagai informasi, baik yang berupa pengetahuan, pelajaran, maupun informasi lainnya. Adapun membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Selain hal tersebut, membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Artinya, dengan proses membaca secara cermat kalian dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi.Artinya dengan proses membaca secara cermat kalian dapat menentukan sebuah pokok persoalan atau perihal yang menarik dari suatu teks bacaan untuk dapat atau layak dijadikan sebagai bahan diskusi.
Thursday, February 10, 2011
Proses Berfikir itu apa?
“Hal pertama dan terakhir dituntut dari kejeniusan adalah makna kebenaran”
Goethe
Untuk memaknai proverb yang dikatakan Goethe menjadi mudah dibaca, sekaligus sulit untuk dilakukan berbagai pencarian sampai kebenaran itu terungkap sama halnya seorang manusia yang membutuhkan air minum di padang pasir, haus dahaga akan kebenaran pengetahuan dengan proses berfikirnya, bahkan jika kita dikategorikan pintar atau jenius pun , kita bisa menggunakan strategi yang sama seperti Aristoteles dan Einstein untuk memanfaatkan kekuatan pikiran kreatif dan lebih baik mengelola masa depan “Banyak hal yang bisa mendorong kita untuk berpikir produktif, bukan reproduktif, untuk sampai pada pemecahan masalah. “Strategi-strategi yang umum untuk gaya pemikiran jenius dan kreatif di ilmu pengetahuan, seni, dan industri sepanjang sejarah.”
Kita bisa melihat masalah dengan berbagai cara, dan menemukan perspektif baru yang tidak ada seorangpun pernah mempublikasikannya. Seperti Leonardo da Vinci yang percaya bahwa, untuk mendapatkan pengetahuan tentang asal muasal , kita harus mulai dengan mempelajari bagaimana cara untuk me-restrukturisasi dalam berbagai bentuk masalah sehingga Leo merasa bahwa cara pertama ia memandang masalah terlalu bias dan Tidak fokus. Untuk mengatasi masalah tersebut cara paling efektif adalah mengurai masalah satu demi satu, masalah itu sendiri direkonstruksi dan menemukan sesuatu yang baru.
Setelah fokus dan bentuk masalah terungkap maka kita memerlukan aktifitas visual, ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda sebanyak mungkin, termasuk menggunakan diagram-diagram, simbol simbol yang membantu angka berbicara. Ia membayangkan solusi, dan percaya bahwa kalau hanya kata-kata dan angka yang di sajikan kepada orang maka hal tersebut tidak memainkan peran penting dalam proses berpikirnya. Menghasilkan karakteristik orang orang yang luar biasa serta jenius yang membedakan adalah produktivitas-nya, Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan dirinya dan asistennya ide. Dalam sebuah penelitian terhadap 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton dari University of California di Davis menemukan bahwa para ilmuwan yang dihormati tidak hanya bekerja besar, tetapi juga banyak melakukan hal hal ter”buruk” yang pernah dialami, kegagalan, pengucilan, anggapan rendah. Akan tetapi mereka tidak takut gagal, mereka terus berkarya untuk menghasilkan ide, karya dari yang biasa-biasa saja sampai pada keunggulan peradaban.
Membuat kombinasi baru, dari sifat sifat baik dengan motivasi yang tinggi . atau mengkombinasikan ulang beberapa hasil karya , ide-ide, gambar, dan pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli keanehan atau ketidakwajaran yang ada, Bus mengangkang (straddle bus) yang ada di China bermula dari desain yang tidak wajar, akan tetapi sekarang bisa diaplikasikan dalam dunia nyata. Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern didasarkan berasal dari , Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk menciptakan ilmu baru. Meskipun Mendel seorang pendeta tapi basic yang dia pakai adalah ilmu ilmu yang terkait dengan pengembangan Ilmuwan-ilmuwan muslim. Dan perpaduan tersebut menghasilkan karya yang sampai sekarang masih bisa dinikmati oleh kita. Membuat hubungan antara subjek berbeda. Tapi saling berkaitan satu sama lainnya bisa mendapatkan hasil yang tidak terduga, Da Vinci dipaksa meneliti hubungan antara suara bel dan sebuah batu dalam permukaan air. Hal ini memungkinkan dia untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui gelombang. Begitu pula Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun relay untuk tanda-tanda telegraf ketika mengamati stasiun relay untuk kuda-kuda.
Berpikir Untuk Tidak Gagal
Ahli fisika Niels Bohr percaya, bahwa jika kita memegang pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran kita, dan pikiran kita bergerak ke tingkat yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal kita untuk membuat bentuk baru. dengan hal tersebut sifat sifat yang mengurangi motivasi, dan semangat menemukan harus dieliminasi dengan berpikir secara metafor. Aristotle menganggap metafora sebagai menandakan tingkat kejeniusan, dan percaya bahwa individu yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah seseorang dengan karunia khusus.
Setiap kali kita mencoba untuk melakukan sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Itulah prinsip pertama dari kekreatifan. Kegagalan dapat menjadi produktif hanya jika kita tidak fokus pada hal sebagai suatu hasil yang tidak produktif. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-komponennya, dan bagaimana Anda dapat mengubah mereka, untuk tiba pada hasil yang lain. Jangan bertanya, “Mengapa saya gagal?” Melainkan “Apa yang telah kulakukan?”,”Adakah hal lain yang bisa saya lakukan sehingga bisa berhasil?”
“Sekiranya Kami turunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung,pasti kamu akan melihat nya (gunung itu) tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan2 itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir”. ( surat Al Hasyr,ayat 21)
Chungli city.R.O.C
Sumber dari :
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/28/proses-berpikir/
Goethe
Untuk memaknai proverb yang dikatakan Goethe menjadi mudah dibaca, sekaligus sulit untuk dilakukan berbagai pencarian sampai kebenaran itu terungkap sama halnya seorang manusia yang membutuhkan air minum di padang pasir, haus dahaga akan kebenaran pengetahuan dengan proses berfikirnya, bahkan jika kita dikategorikan pintar atau jenius pun , kita bisa menggunakan strategi yang sama seperti Aristoteles dan Einstein untuk memanfaatkan kekuatan pikiran kreatif dan lebih baik mengelola masa depan “Banyak hal yang bisa mendorong kita untuk berpikir produktif, bukan reproduktif, untuk sampai pada pemecahan masalah. “Strategi-strategi yang umum untuk gaya pemikiran jenius dan kreatif di ilmu pengetahuan, seni, dan industri sepanjang sejarah.”
Kita bisa melihat masalah dengan berbagai cara, dan menemukan perspektif baru yang tidak ada seorangpun pernah mempublikasikannya. Seperti Leonardo da Vinci yang percaya bahwa, untuk mendapatkan pengetahuan tentang asal muasal , kita harus mulai dengan mempelajari bagaimana cara untuk me-restrukturisasi dalam berbagai bentuk masalah sehingga Leo merasa bahwa cara pertama ia memandang masalah terlalu bias dan Tidak fokus. Untuk mengatasi masalah tersebut cara paling efektif adalah mengurai masalah satu demi satu, masalah itu sendiri direkonstruksi dan menemukan sesuatu yang baru.
Setelah fokus dan bentuk masalah terungkap maka kita memerlukan aktifitas visual, ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda sebanyak mungkin, termasuk menggunakan diagram-diagram, simbol simbol yang membantu angka berbicara. Ia membayangkan solusi, dan percaya bahwa kalau hanya kata-kata dan angka yang di sajikan kepada orang maka hal tersebut tidak memainkan peran penting dalam proses berpikirnya. Menghasilkan karakteristik orang orang yang luar biasa serta jenius yang membedakan adalah produktivitas-nya, Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan dirinya dan asistennya ide. Dalam sebuah penelitian terhadap 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton dari University of California di Davis menemukan bahwa para ilmuwan yang dihormati tidak hanya bekerja besar, tetapi juga banyak melakukan hal hal ter”buruk” yang pernah dialami, kegagalan, pengucilan, anggapan rendah. Akan tetapi mereka tidak takut gagal, mereka terus berkarya untuk menghasilkan ide, karya dari yang biasa-biasa saja sampai pada keunggulan peradaban.
Membuat kombinasi baru, dari sifat sifat baik dengan motivasi yang tinggi . atau mengkombinasikan ulang beberapa hasil karya , ide-ide, gambar, dan pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli keanehan atau ketidakwajaran yang ada, Bus mengangkang (straddle bus) yang ada di China bermula dari desain yang tidak wajar, akan tetapi sekarang bisa diaplikasikan dalam dunia nyata. Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern didasarkan berasal dari , Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk menciptakan ilmu baru. Meskipun Mendel seorang pendeta tapi basic yang dia pakai adalah ilmu ilmu yang terkait dengan pengembangan Ilmuwan-ilmuwan muslim. Dan perpaduan tersebut menghasilkan karya yang sampai sekarang masih bisa dinikmati oleh kita. Membuat hubungan antara subjek berbeda. Tapi saling berkaitan satu sama lainnya bisa mendapatkan hasil yang tidak terduga, Da Vinci dipaksa meneliti hubungan antara suara bel dan sebuah batu dalam permukaan air. Hal ini memungkinkan dia untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui gelombang. Begitu pula Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun relay untuk tanda-tanda telegraf ketika mengamati stasiun relay untuk kuda-kuda.
Berpikir Untuk Tidak Gagal
Ahli fisika Niels Bohr percaya, bahwa jika kita memegang pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran kita, dan pikiran kita bergerak ke tingkat yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal kita untuk membuat bentuk baru. dengan hal tersebut sifat sifat yang mengurangi motivasi, dan semangat menemukan harus dieliminasi dengan berpikir secara metafor. Aristotle menganggap metafora sebagai menandakan tingkat kejeniusan, dan percaya bahwa individu yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah seseorang dengan karunia khusus.
Setiap kali kita mencoba untuk melakukan sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Itulah prinsip pertama dari kekreatifan. Kegagalan dapat menjadi produktif hanya jika kita tidak fokus pada hal sebagai suatu hasil yang tidak produktif. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-komponennya, dan bagaimana Anda dapat mengubah mereka, untuk tiba pada hasil yang lain. Jangan bertanya, “Mengapa saya gagal?” Melainkan “Apa yang telah kulakukan?”,”Adakah hal lain yang bisa saya lakukan sehingga bisa berhasil?”
“Sekiranya Kami turunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung,pasti kamu akan melihat nya (gunung itu) tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan2 itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir”. ( surat Al Hasyr,ayat 21)
Chungli city.R.O.C
Sumber dari :
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/28/proses-berpikir/
Penalaran Definisi
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
[sunting] Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
[sunting] Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
[sunting] Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
* Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
* Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
[sunting] Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
[sunting] Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
[sunting] Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
* Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
* Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Subscribe to:
Posts (Atom)
Sunday, February 13, 2011
Analisa Membaca Intesif untuk Menemukan Bahan Diskusi
Membaca merupakan salah satu kegiatan untuk mendapatkan informasi dengan membaca kalian dapat memperoleh berbagai informasi, baik yang berupa pengetahuan, pelajaran, maupun informasi lainnya. Adapun membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Selain hal tersebut, membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Artinya, dengan proses membaca secara cermat kalian dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi.Artinya dengan proses membaca secara cermat kalian dapat menentukan sebuah pokok persoalan atau perihal yang menarik dari suatu teks bacaan untuk dapat atau layak dijadikan sebagai bahan diskusi.
Thursday, February 10, 2011
Proses Berfikir itu apa?
“Hal pertama dan terakhir dituntut dari kejeniusan adalah makna kebenaran”
Goethe
Untuk memaknai proverb yang dikatakan Goethe menjadi mudah dibaca, sekaligus sulit untuk dilakukan berbagai pencarian sampai kebenaran itu terungkap sama halnya seorang manusia yang membutuhkan air minum di padang pasir, haus dahaga akan kebenaran pengetahuan dengan proses berfikirnya, bahkan jika kita dikategorikan pintar atau jenius pun , kita bisa menggunakan strategi yang sama seperti Aristoteles dan Einstein untuk memanfaatkan kekuatan pikiran kreatif dan lebih baik mengelola masa depan “Banyak hal yang bisa mendorong kita untuk berpikir produktif, bukan reproduktif, untuk sampai pada pemecahan masalah. “Strategi-strategi yang umum untuk gaya pemikiran jenius dan kreatif di ilmu pengetahuan, seni, dan industri sepanjang sejarah.”
Kita bisa melihat masalah dengan berbagai cara, dan menemukan perspektif baru yang tidak ada seorangpun pernah mempublikasikannya. Seperti Leonardo da Vinci yang percaya bahwa, untuk mendapatkan pengetahuan tentang asal muasal , kita harus mulai dengan mempelajari bagaimana cara untuk me-restrukturisasi dalam berbagai bentuk masalah sehingga Leo merasa bahwa cara pertama ia memandang masalah terlalu bias dan Tidak fokus. Untuk mengatasi masalah tersebut cara paling efektif adalah mengurai masalah satu demi satu, masalah itu sendiri direkonstruksi dan menemukan sesuatu yang baru.
Setelah fokus dan bentuk masalah terungkap maka kita memerlukan aktifitas visual, ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda sebanyak mungkin, termasuk menggunakan diagram-diagram, simbol simbol yang membantu angka berbicara. Ia membayangkan solusi, dan percaya bahwa kalau hanya kata-kata dan angka yang di sajikan kepada orang maka hal tersebut tidak memainkan peran penting dalam proses berpikirnya. Menghasilkan karakteristik orang orang yang luar biasa serta jenius yang membedakan adalah produktivitas-nya, Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan dirinya dan asistennya ide. Dalam sebuah penelitian terhadap 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton dari University of California di Davis menemukan bahwa para ilmuwan yang dihormati tidak hanya bekerja besar, tetapi juga banyak melakukan hal hal ter”buruk” yang pernah dialami, kegagalan, pengucilan, anggapan rendah. Akan tetapi mereka tidak takut gagal, mereka terus berkarya untuk menghasilkan ide, karya dari yang biasa-biasa saja sampai pada keunggulan peradaban.
Membuat kombinasi baru, dari sifat sifat baik dengan motivasi yang tinggi . atau mengkombinasikan ulang beberapa hasil karya , ide-ide, gambar, dan pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli keanehan atau ketidakwajaran yang ada, Bus mengangkang (straddle bus) yang ada di China bermula dari desain yang tidak wajar, akan tetapi sekarang bisa diaplikasikan dalam dunia nyata. Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern didasarkan berasal dari , Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk menciptakan ilmu baru. Meskipun Mendel seorang pendeta tapi basic yang dia pakai adalah ilmu ilmu yang terkait dengan pengembangan Ilmuwan-ilmuwan muslim. Dan perpaduan tersebut menghasilkan karya yang sampai sekarang masih bisa dinikmati oleh kita. Membuat hubungan antara subjek berbeda. Tapi saling berkaitan satu sama lainnya bisa mendapatkan hasil yang tidak terduga, Da Vinci dipaksa meneliti hubungan antara suara bel dan sebuah batu dalam permukaan air. Hal ini memungkinkan dia untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui gelombang. Begitu pula Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun relay untuk tanda-tanda telegraf ketika mengamati stasiun relay untuk kuda-kuda.
Berpikir Untuk Tidak Gagal
Ahli fisika Niels Bohr percaya, bahwa jika kita memegang pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran kita, dan pikiran kita bergerak ke tingkat yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal kita untuk membuat bentuk baru. dengan hal tersebut sifat sifat yang mengurangi motivasi, dan semangat menemukan harus dieliminasi dengan berpikir secara metafor. Aristotle menganggap metafora sebagai menandakan tingkat kejeniusan, dan percaya bahwa individu yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah seseorang dengan karunia khusus.
Setiap kali kita mencoba untuk melakukan sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Itulah prinsip pertama dari kekreatifan. Kegagalan dapat menjadi produktif hanya jika kita tidak fokus pada hal sebagai suatu hasil yang tidak produktif. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-komponennya, dan bagaimana Anda dapat mengubah mereka, untuk tiba pada hasil yang lain. Jangan bertanya, “Mengapa saya gagal?” Melainkan “Apa yang telah kulakukan?”,”Adakah hal lain yang bisa saya lakukan sehingga bisa berhasil?”
“Sekiranya Kami turunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung,pasti kamu akan melihat nya (gunung itu) tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan2 itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir”. ( surat Al Hasyr,ayat 21)
Chungli city.R.O.C
Sumber dari :
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/28/proses-berpikir/
Goethe
Untuk memaknai proverb yang dikatakan Goethe menjadi mudah dibaca, sekaligus sulit untuk dilakukan berbagai pencarian sampai kebenaran itu terungkap sama halnya seorang manusia yang membutuhkan air minum di padang pasir, haus dahaga akan kebenaran pengetahuan dengan proses berfikirnya, bahkan jika kita dikategorikan pintar atau jenius pun , kita bisa menggunakan strategi yang sama seperti Aristoteles dan Einstein untuk memanfaatkan kekuatan pikiran kreatif dan lebih baik mengelola masa depan “Banyak hal yang bisa mendorong kita untuk berpikir produktif, bukan reproduktif, untuk sampai pada pemecahan masalah. “Strategi-strategi yang umum untuk gaya pemikiran jenius dan kreatif di ilmu pengetahuan, seni, dan industri sepanjang sejarah.”
Kita bisa melihat masalah dengan berbagai cara, dan menemukan perspektif baru yang tidak ada seorangpun pernah mempublikasikannya. Seperti Leonardo da Vinci yang percaya bahwa, untuk mendapatkan pengetahuan tentang asal muasal , kita harus mulai dengan mempelajari bagaimana cara untuk me-restrukturisasi dalam berbagai bentuk masalah sehingga Leo merasa bahwa cara pertama ia memandang masalah terlalu bias dan Tidak fokus. Untuk mengatasi masalah tersebut cara paling efektif adalah mengurai masalah satu demi satu, masalah itu sendiri direkonstruksi dan menemukan sesuatu yang baru.
Setelah fokus dan bentuk masalah terungkap maka kita memerlukan aktifitas visual, ketika Einstein memikirkan suatu masalah, ia selalu menemukan bahwa perlu untuk merumuskan persoalannya dalam berbagai cara yang berbeda sebanyak mungkin, termasuk menggunakan diagram-diagram, simbol simbol yang membantu angka berbicara. Ia membayangkan solusi, dan percaya bahwa kalau hanya kata-kata dan angka yang di sajikan kepada orang maka hal tersebut tidak memainkan peran penting dalam proses berpikirnya. Menghasilkan karakteristik orang orang yang luar biasa serta jenius yang membedakan adalah produktivitas-nya, Thomas Edison memegang 1.093 paten. Dia memberikan jaminan produktivitas dengan memberikan dirinya dan asistennya ide. Dalam sebuah penelitian terhadap 2.036 ilmuwan sepanjang sejarah, Dekan Keith Simonton dari University of California di Davis menemukan bahwa para ilmuwan yang dihormati tidak hanya bekerja besar, tetapi juga banyak melakukan hal hal ter”buruk” yang pernah dialami, kegagalan, pengucilan, anggapan rendah. Akan tetapi mereka tidak takut gagal, mereka terus berkarya untuk menghasilkan ide, karya dari yang biasa-biasa saja sampai pada keunggulan peradaban.
Membuat kombinasi baru, dari sifat sifat baik dengan motivasi yang tinggi . atau mengkombinasikan ulang beberapa hasil karya , ide-ide, gambar, dan pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli keanehan atau ketidakwajaran yang ada, Bus mengangkang (straddle bus) yang ada di China bermula dari desain yang tidak wajar, akan tetapi sekarang bisa diaplikasikan dalam dunia nyata. Keturunan hukum-hukum yang menjadi dasar ilmu genetika modern didasarkan berasal dari , Grego Mendel, yang mengkombinasikan matematika dan biologi untuk menciptakan ilmu baru. Meskipun Mendel seorang pendeta tapi basic yang dia pakai adalah ilmu ilmu yang terkait dengan pengembangan Ilmuwan-ilmuwan muslim. Dan perpaduan tersebut menghasilkan karya yang sampai sekarang masih bisa dinikmati oleh kita. Membuat hubungan antara subjek berbeda. Tapi saling berkaitan satu sama lainnya bisa mendapatkan hasil yang tidak terduga, Da Vinci dipaksa meneliti hubungan antara suara bel dan sebuah batu dalam permukaan air. Hal ini memungkinkan dia untuk membuat hubungan bahwa suara mengalir melalui gelombang. Begitu pula Samuel Morse menciptakan stasiun-stasiun relay untuk tanda-tanda telegraf ketika mengamati stasiun relay untuk kuda-kuda.
Berpikir Untuk Tidak Gagal
Ahli fisika Niels Bohr percaya, bahwa jika kita memegang pertentangan secara bersamaan, kemudian anda menyingkirkan pikiran kita, dan pikiran kita bergerak ke tingkat yang baru. Kemampuannya untuk membayangkan secara bersamaan mengenai suatu partikel dan suatu gelombang mengarah pada konsepsinya tentang prinsip saling melengkapi. Menyingkirkan pikiran (logis) dapat memungkinkan akal kita untuk membuat bentuk baru. dengan hal tersebut sifat sifat yang mengurangi motivasi, dan semangat menemukan harus dieliminasi dengan berpikir secara metafor. Aristotle menganggap metafora sebagai menandakan tingkat kejeniusan, dan percaya bahwa individu yang memiliki kapasitas untuk menerima persamaan antara dua keberadaan yang berbeda dan menghubungkannya adalah seseorang dengan karunia khusus.
Setiap kali kita mencoba untuk melakukan sesuatu dan gagal, kita akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Itulah prinsip pertama dari kekreatifan. Kegagalan dapat menjadi produktif hanya jika kita tidak fokus pada hal sebagai suatu hasil yang tidak produktif. Sebaliknya, menganalisa proses, komponen-komponennya, dan bagaimana Anda dapat mengubah mereka, untuk tiba pada hasil yang lain. Jangan bertanya, “Mengapa saya gagal?” Melainkan “Apa yang telah kulakukan?”,”Adakah hal lain yang bisa saya lakukan sehingga bisa berhasil?”
“Sekiranya Kami turunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung,pasti kamu akan melihat nya (gunung itu) tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan2 itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir”. ( surat Al Hasyr,ayat 21)
Chungli city.R.O.C
Sumber dari :
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/28/proses-berpikir/
Penalaran Definisi
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
[sunting] Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
[sunting] Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
[sunting] Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
* Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
* Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
[sunting] Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
[sunting] Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
[sunting] Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
* Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
* Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Subscribe to:
Posts (Atom)