Riku bersekolah di SMA 11. SMA percontohan di Jakarta Selatan.
Riku memasuki ruangan XII IPA 1. Terlihat ruangan itu masih sepi. Riku termasuk siswa pintar. Tapi ada yang lebih pintar lagi darinya. Namanya Raka. Riku mengeluarkan semua buku diatas meja untuk meamstikan tidak ada yang ketinggalan. Setelah itu dia keluar ruangan dan pergi ke ruangan XII IPA 5. Terlihat Lulu sedang belajar.
“Lu, belajar apa?“ tanya Riku menghampiri Lulu dan duduk disebelahnya.
“Gw lagi belajar B. Inggris,” jawab Lulu.
“Ooo, emangnya ada ulangan?”
“Sebenarnya nggak ada. Tapi gw takut aja ada ulangan mendadak. Kan loe tau sendiri, guru kita kan KILLER !” Lulu tersenyum mengejek.
“yah selamat belajar aja deh. Untung sekarang bukan pelajaran dia!” Riku menghela nafas.
“Oiya Rik, gw mau ngasih sesuatu nih sama loe,” Lulu membuka ranselnya dan mengeluarkan kotak ukuran sedang yang sudah dibungkus dengan kado warna biru.
“apaan nih ? Kok loe tiba-tiba ngasih gw kado,” Riku melihat Lulu dengan heran.
“lo lupa ya Rik, ini kan hari ulang tahun lo,” Lulu menepuk bahu Riku.
“Happy Birthday My Friend !! Semoga lo cepat-cepat dapat cowok idaman loe, Oke.”
Riku langsung memeluk temannya yang satu ini dengan rasa terharu. Tanpa disadari Riku, teman-temannya keluar dari tempat persembunyiannya dan meniup terompet serta kue blackforest mini yang sudah ada didepan Riku. Dia menangis terharu melihat temannya Lulu, Tifa, Vanya, Asya, Dwi, dan teman-teman terdekat Riku mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
Ini adalah ulang tahun Riku yang ke 17 tahun. Ternyata acara kecil-kecilan seperti ini, memakan waktu setengah jam. Waktu menunjukkan pukull 06.45. Riku kembali kekelas bersama Dwi dengan membawa hadiah-hadiah teman-temannya. Untunglah sekolah belum begitu ramai. Riku membuka pintu kelas, terlihat dikelas hanya ada Irshan. Riku dan Dwi menghampiri tempat duduknya.
“huh gila Wi, kadonya banyak banget. Gimana gw bisa pulang nih?” Riku kebingungan.
“minta jemput sama nyokap loe aja,” Dwi mengusulkan.
“nggak mungkin Wi, nyokap gw kalau siang ga ada,”
“trus bokap lo?”
“dia kan kerja. Yah, liat sikon aja deh.”
Dwi menepuk bahu Riku dengan keras.
“auw, apaan sih Wi? Kan sakit ” Riku menghusap bahunya.
“Rik, Irshan !”
Riku menengok membetulkan posisi duduknya. Irshan menghampiri dengan membawa kotak mini.
“Happy Birthday Riku, nih buat loe. Gw harap loe nggak kecewa dengan hadiah gw ini.”
“makasih ya, Ichan ” Riku menerima kado dari Irshan dengan senyum terharu.
Irshan kembali ketempat duduknya dan mengeluarkan handphone beserta headset lalu ia mendengarkan lagu.
‘kok jantung gw berdebar-debar ya? Jangan-jangan gw sakit jantung,’ Riku bertanya dalam hatinya.
“Rik, kok bengong sih. Bukannya senang, malah bengong.”
“hah-oh iya,” sadar Riku.
“ehm...ehm...cie yang baru dikasih hadiah dari Irshan !!” goda Dwi.
“apaan sih lo,” sebal Riku.
Ruang kelas sudah mulai ramai. Bel pun berdering sangat keras.
Riku sudah tiga tahun sekelas dengan Irshan. Riku dan Irshan seperti sahabat. Selama ini Riku selalu memanggil Irshan dengan sebutan Ichan. Tapi sejak adanya Shita, hubungan persahabatan mereka hancur. Shita sekelas dengan Irshan dan Riku dari kelas XI. Dia adalah cewek yang paling cantik seantero sekolah. Wajar aja sih, dia adalah model majalah dan tabloid remaja. Tapi dirinya belum merasa sempurna, kalau Irshan memujinya cantik. Shita adalah orang yang sangat agresif mendekati Irshan. Maklum, Irshan itu ganteng, pintar, suka main basket dan main bola. Makanya, Irshan jadi idaman semua cewek. Dikelas Shita duduk didepan Irshan. Saat pelajaran, Shita selalu bertanya pada Irshan. ‘Irshan, ini gimana sih. Gw nggak ngerti,” Shita selalu ingin mendapat perhatian dari Irshan. Dan hasilnya selalu tidak berhasil.
“KRIIIING !!!” bel istirahat berbunyi. Riku dan Dwi pergi ke kantin.
“Rik, mau makan apa nih ke kantin?” tanya Dwi sambil menggelendoti Riku.
“mmm....kayaknya gw makan bubur ayam deh. Gw lagi nafsu sama bubur ayam nih,” Riku menghusap-usap perutnya bertanda lapar.
“gw mau beli nasi pakai ayam goreng sama sambal yang banyak.”
“ya udah. Gw ketempat bubur ya.”
“Rik, makannya ditempat biasa kita duduk ya.”
“oke deh,” Riku mngacungkan jempolnya.
Riku berjalan dengan santai, tanpa disengaja dia menabrak Irshan yang sedang membawa soto mie.
“huu.... panas !!!” Riku meringis kepanasan.
“sorry Rik, gw nggak sengaja.” Irshan memberi sapu tangan miliknya. Riku membersihkan bajunya yang terkena tumpahan soto mie. Tiba-tiba Irshan membuka jaket yang selalu dipakainya untuk dipinjamkan ke riku untuk menutupi nodanya. Riku sangat kaget melihat Irshan melakukan ini semua untuknya.
“Kun, gw temenin lo kerumah untuk ganti baju lo yang kotor ya, sekalian lo bawa kado-kado dari teman-teman lo itu. Supaya nggak repot pulangnya,”
Tanpa menunggu jawaban dari Riku. Irshan langsung menarik tangannya dan mengantarnya kerumah dengan mobil birunya.
“kok lo langsung narik tangan gw, kan gw belum jawab pertanyaan lo.”
“gw udah tau jawaban lo. Pasti ga mau. Iya kan?” jelas Irshan. Padahal Riku ingin menjawab iya. Habis, kapan lagi kesempatannya untuk mendekati Irshan.
“Chan, gw boleh nanya sesuatu nggak?” tanya Riku.
“boleh, emangnya tentang apa yang lo mau tanya?”
“lo suka ya sama....Shita?” tanya Riku ragu-ragu.
“hah!!”
Irshan kaget. Dia langsung mengerem tanpa rasa bersalah. Emang dasar si Riku. Kalau ngomong nggak ngeliat sikon.
“trus apa jawaban loe, apakah loe suka sama Shita?”
“gw akan jawab, tapi apa alasan lo nanya seperti itu sama gw?” Irshan bertanya.
Riku semakin lama semakin bingung. Ini cowok atau alien sih, malah dia nanya balik sama Riku. Dia harus jawab apa.
“alasan gw adalah, karena kedekatan lo sama Shita udah menjadi gosip. Makanya gw nanya sama lo?” jelas Riku.
Irshan tetap tenang. Dia mulai menyetir kembali. Setelah terhenti beberapa saat.
“trus, teman-teman gw menyangka kalau elo itu pacaran. Apa loe pacaran, chan?”
“tanyakan aja sama isi hati lo. Seharusnya lo tau jawabannya, Rik” dengan enteng Irshan menjawab.
Otak Riku sudah dipenuhi pertanyaan. Irshan menjawab seperti tak ada masalah. Padahal dia lagi di gosipin sama anak-anak seangkatan. Riku merasa, inilah Irshan yang sesungguhnya.
“chan, gw boleh nanya lagi?”
“apa?”
“gw bingung, gw harus gimana. terkadang gw cemburu saat Shita selalu deketin lo terus. gw merasa, gw udah kehilangan sahabat gw” malu Riku sambil memegang jemarinya.
“kenapa lo harus cemburu, gw hanya anggap Shita sebagai temen dan ga lebih, gw hanya memikirkan gimana caranya bisa dapetin cewek yang gw suka selama ini”
“hah, lo lagi suka sama siapa chan? Curiga gw sama lo. Shita secantik itu lo nggak tertarik. Jangan-jangan lo homo yah. Suka sama sejenis?” Riku dengan polosnya berkata.
“hahahaha...! polos banget sih lo” Irshan tertawa sambil mengusap lembut rambut Riku. “gw normal Rik, tapi gw ga suka sama Shita. Gw lebih sayang sama cewek yang udah mengenal gw dengan apa adanya”
“siapa?”
“penasaran kan akhirnya. Hehehe” goda Irshan
“jangan bercanda deh” sebal Riku
“kalo gw jawab siapa orangnya, lo akan bertindak apa?”
“gw hanya ingin tahu, ga lebih dari itu”
“berarti nggak usah gw kasih tahu kalau begitu. Hahaha...!”
“aaaaggghhhh....! ga usah memancing orang untuk penasaran. Kalau intinya lo nggak mau ngasih tau.” kesal Riku
Sesampainya di depan rumah, Riku membawa hadiah-hadiahnya ke dalam rumahnya. Dan Irshan mengikutinya dari belakang. Berlari-lari kecil Riku keatas untuk mengejar waktu mengganti seragam kotornya di kamar dengan baju seragam bersih. Setelah itu, dia turun dari kamarnya. Dan Irshan menunggunya di depan pintu mobil, dan siap menyalakan mobilnya. “have you done lady?”
“not really” ragu Riku
“why?”
Riku masih merapikan seragamnya, dan menyisir rambutnya dengan jarinya. “gimana gw, udah cantik belum? Hehehe”
Irshan melihat Riku dari atas hingga bawah, dan jawabannya dengan meng-acungkan ibu jarinya dengan tegas ke Riku.. “you are so very beuty, my lady”
Sesampainya disekolah. Riku dan Irshan berlari sebelum guru Fisika masuk ke kelasnya. Terlihat dari kejauhan, di depan pintu kelas mereka. Shita menunggu sambil mengunyah permen karet.
“Irshan, kok lo menghilang gitu aja sih? Kan gw nungguin lo dikantin buat makan bareng. Kok lo tiba-tiba sama si Riku ini” sapa Shita dengan nada sinis pada Riku dan Irshan.
“oh, gw nganterin Riku kerumah, sekalian bawa hadiah-hadiah dari temen-temennya.” Jawab Irshan sambil masuk ke kelas.
Masih berlanjut nih kisah Riku dan Irshan. Tolong beri komentar atas cerita gw ini. Cerita ini gw buat saat masih dibangku SMA. mungkin agak aneh ceritanya. dan baru gw sambung lagi sekarang pas Kuliah. Hehehe..
tolong beri kritik dan saran yah..
itu untuk memperbaiki kesalahan gw menulis cerita ini.
Makasih
by Muthiah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Saturday, December 18, 2010
Kisah Riku dan Irshan
Riku bersekolah di SMA 11. SMA percontohan di Jakarta Selatan.
Riku memasuki ruangan XII IPA 1. Terlihat ruangan itu masih sepi. Riku termasuk siswa pintar. Tapi ada yang lebih pintar lagi darinya. Namanya Raka. Riku mengeluarkan semua buku diatas meja untuk meamstikan tidak ada yang ketinggalan. Setelah itu dia keluar ruangan dan pergi ke ruangan XII IPA 5. Terlihat Lulu sedang belajar.
“Lu, belajar apa?“ tanya Riku menghampiri Lulu dan duduk disebelahnya.
“Gw lagi belajar B. Inggris,” jawab Lulu.
“Ooo, emangnya ada ulangan?”
“Sebenarnya nggak ada. Tapi gw takut aja ada ulangan mendadak. Kan loe tau sendiri, guru kita kan KILLER !” Lulu tersenyum mengejek.
“yah selamat belajar aja deh. Untung sekarang bukan pelajaran dia!” Riku menghela nafas.
“Oiya Rik, gw mau ngasih sesuatu nih sama loe,” Lulu membuka ranselnya dan mengeluarkan kotak ukuran sedang yang sudah dibungkus dengan kado warna biru.
“apaan nih ? Kok loe tiba-tiba ngasih gw kado,” Riku melihat Lulu dengan heran.
“lo lupa ya Rik, ini kan hari ulang tahun lo,” Lulu menepuk bahu Riku.
“Happy Birthday My Friend !! Semoga lo cepat-cepat dapat cowok idaman loe, Oke.”
Riku langsung memeluk temannya yang satu ini dengan rasa terharu. Tanpa disadari Riku, teman-temannya keluar dari tempat persembunyiannya dan meniup terompet serta kue blackforest mini yang sudah ada didepan Riku. Dia menangis terharu melihat temannya Lulu, Tifa, Vanya, Asya, Dwi, dan teman-teman terdekat Riku mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
Ini adalah ulang tahun Riku yang ke 17 tahun. Ternyata acara kecil-kecilan seperti ini, memakan waktu setengah jam. Waktu menunjukkan pukull 06.45. Riku kembali kekelas bersama Dwi dengan membawa hadiah-hadiah teman-temannya. Untunglah sekolah belum begitu ramai. Riku membuka pintu kelas, terlihat dikelas hanya ada Irshan. Riku dan Dwi menghampiri tempat duduknya.
“huh gila Wi, kadonya banyak banget. Gimana gw bisa pulang nih?” Riku kebingungan.
“minta jemput sama nyokap loe aja,” Dwi mengusulkan.
“nggak mungkin Wi, nyokap gw kalau siang ga ada,”
“trus bokap lo?”
“dia kan kerja. Yah, liat sikon aja deh.”
Dwi menepuk bahu Riku dengan keras.
“auw, apaan sih Wi? Kan sakit ” Riku menghusap bahunya.
“Rik, Irshan !”
Riku menengok membetulkan posisi duduknya. Irshan menghampiri dengan membawa kotak mini.
“Happy Birthday Riku, nih buat loe. Gw harap loe nggak kecewa dengan hadiah gw ini.”
“makasih ya, Ichan ” Riku menerima kado dari Irshan dengan senyum terharu.
Irshan kembali ketempat duduknya dan mengeluarkan handphone beserta headset lalu ia mendengarkan lagu.
‘kok jantung gw berdebar-debar ya? Jangan-jangan gw sakit jantung,’ Riku bertanya dalam hatinya.
“Rik, kok bengong sih. Bukannya senang, malah bengong.”
“hah-oh iya,” sadar Riku.
“ehm...ehm...cie yang baru dikasih hadiah dari Irshan !!” goda Dwi.
“apaan sih lo,” sebal Riku.
Ruang kelas sudah mulai ramai. Bel pun berdering sangat keras.
Riku sudah tiga tahun sekelas dengan Irshan. Riku dan Irshan seperti sahabat. Selama ini Riku selalu memanggil Irshan dengan sebutan Ichan. Tapi sejak adanya Shita, hubungan persahabatan mereka hancur. Shita sekelas dengan Irshan dan Riku dari kelas XI. Dia adalah cewek yang paling cantik seantero sekolah. Wajar aja sih, dia adalah model majalah dan tabloid remaja. Tapi dirinya belum merasa sempurna, kalau Irshan memujinya cantik. Shita adalah orang yang sangat agresif mendekati Irshan. Maklum, Irshan itu ganteng, pintar, suka main basket dan main bola. Makanya, Irshan jadi idaman semua cewek. Dikelas Shita duduk didepan Irshan. Saat pelajaran, Shita selalu bertanya pada Irshan. ‘Irshan, ini gimana sih. Gw nggak ngerti,” Shita selalu ingin mendapat perhatian dari Irshan. Dan hasilnya selalu tidak berhasil.
“KRIIIING !!!” bel istirahat berbunyi. Riku dan Dwi pergi ke kantin.
“Rik, mau makan apa nih ke kantin?” tanya Dwi sambil menggelendoti Riku.
“mmm....kayaknya gw makan bubur ayam deh. Gw lagi nafsu sama bubur ayam nih,” Riku menghusap-usap perutnya bertanda lapar.
“gw mau beli nasi pakai ayam goreng sama sambal yang banyak.”
“ya udah. Gw ketempat bubur ya.”
“Rik, makannya ditempat biasa kita duduk ya.”
“oke deh,” Riku mngacungkan jempolnya.
Riku berjalan dengan santai, tanpa disengaja dia menabrak Irshan yang sedang membawa soto mie.
“huu.... panas !!!” Riku meringis kepanasan.
“sorry Rik, gw nggak sengaja.” Irshan memberi sapu tangan miliknya. Riku membersihkan bajunya yang terkena tumpahan soto mie. Tiba-tiba Irshan membuka jaket yang selalu dipakainya untuk dipinjamkan ke riku untuk menutupi nodanya. Riku sangat kaget melihat Irshan melakukan ini semua untuknya.
“Kun, gw temenin lo kerumah untuk ganti baju lo yang kotor ya, sekalian lo bawa kado-kado dari teman-teman lo itu. Supaya nggak repot pulangnya,”
Tanpa menunggu jawaban dari Riku. Irshan langsung menarik tangannya dan mengantarnya kerumah dengan mobil birunya.
“kok lo langsung narik tangan gw, kan gw belum jawab pertanyaan lo.”
“gw udah tau jawaban lo. Pasti ga mau. Iya kan?” jelas Irshan. Padahal Riku ingin menjawab iya. Habis, kapan lagi kesempatannya untuk mendekati Irshan.
“Chan, gw boleh nanya sesuatu nggak?” tanya Riku.
“boleh, emangnya tentang apa yang lo mau tanya?”
“lo suka ya sama....Shita?” tanya Riku ragu-ragu.
“hah!!”
Irshan kaget. Dia langsung mengerem tanpa rasa bersalah. Emang dasar si Riku. Kalau ngomong nggak ngeliat sikon.
“trus apa jawaban loe, apakah loe suka sama Shita?”
“gw akan jawab, tapi apa alasan lo nanya seperti itu sama gw?” Irshan bertanya.
Riku semakin lama semakin bingung. Ini cowok atau alien sih, malah dia nanya balik sama Riku. Dia harus jawab apa.
“alasan gw adalah, karena kedekatan lo sama Shita udah menjadi gosip. Makanya gw nanya sama lo?” jelas Riku.
Irshan tetap tenang. Dia mulai menyetir kembali. Setelah terhenti beberapa saat.
“trus, teman-teman gw menyangka kalau elo itu pacaran. Apa loe pacaran, chan?”
“tanyakan aja sama isi hati lo. Seharusnya lo tau jawabannya, Rik” dengan enteng Irshan menjawab.
Otak Riku sudah dipenuhi pertanyaan. Irshan menjawab seperti tak ada masalah. Padahal dia lagi di gosipin sama anak-anak seangkatan. Riku merasa, inilah Irshan yang sesungguhnya.
“chan, gw boleh nanya lagi?”
“apa?”
“gw bingung, gw harus gimana. terkadang gw cemburu saat Shita selalu deketin lo terus. gw merasa, gw udah kehilangan sahabat gw” malu Riku sambil memegang jemarinya.
“kenapa lo harus cemburu, gw hanya anggap Shita sebagai temen dan ga lebih, gw hanya memikirkan gimana caranya bisa dapetin cewek yang gw suka selama ini”
“hah, lo lagi suka sama siapa chan? Curiga gw sama lo. Shita secantik itu lo nggak tertarik. Jangan-jangan lo homo yah. Suka sama sejenis?” Riku dengan polosnya berkata.
“hahahaha...! polos banget sih lo” Irshan tertawa sambil mengusap lembut rambut Riku. “gw normal Rik, tapi gw ga suka sama Shita. Gw lebih sayang sama cewek yang udah mengenal gw dengan apa adanya”
“siapa?”
“penasaran kan akhirnya. Hehehe” goda Irshan
“jangan bercanda deh” sebal Riku
“kalo gw jawab siapa orangnya, lo akan bertindak apa?”
“gw hanya ingin tahu, ga lebih dari itu”
“berarti nggak usah gw kasih tahu kalau begitu. Hahaha...!”
“aaaaggghhhh....! ga usah memancing orang untuk penasaran. Kalau intinya lo nggak mau ngasih tau.” kesal Riku
Sesampainya di depan rumah, Riku membawa hadiah-hadiahnya ke dalam rumahnya. Dan Irshan mengikutinya dari belakang. Berlari-lari kecil Riku keatas untuk mengejar waktu mengganti seragam kotornya di kamar dengan baju seragam bersih. Setelah itu, dia turun dari kamarnya. Dan Irshan menunggunya di depan pintu mobil, dan siap menyalakan mobilnya. “have you done lady?”
“not really” ragu Riku
“why?”
Riku masih merapikan seragamnya, dan menyisir rambutnya dengan jarinya. “gimana gw, udah cantik belum? Hehehe”
Irshan melihat Riku dari atas hingga bawah, dan jawabannya dengan meng-acungkan ibu jarinya dengan tegas ke Riku.. “you are so very beuty, my lady”
Sesampainya disekolah. Riku dan Irshan berlari sebelum guru Fisika masuk ke kelasnya. Terlihat dari kejauhan, di depan pintu kelas mereka. Shita menunggu sambil mengunyah permen karet.
“Irshan, kok lo menghilang gitu aja sih? Kan gw nungguin lo dikantin buat makan bareng. Kok lo tiba-tiba sama si Riku ini” sapa Shita dengan nada sinis pada Riku dan Irshan.
“oh, gw nganterin Riku kerumah, sekalian bawa hadiah-hadiah dari temen-temennya.” Jawab Irshan sambil masuk ke kelas.
Masih berlanjut nih kisah Riku dan Irshan. Tolong beri komentar atas cerita gw ini. Cerita ini gw buat saat masih dibangku SMA. mungkin agak aneh ceritanya. dan baru gw sambung lagi sekarang pas Kuliah. Hehehe..
tolong beri kritik dan saran yah..
itu untuk memperbaiki kesalahan gw menulis cerita ini.
Makasih
by Muthiah
Riku memasuki ruangan XII IPA 1. Terlihat ruangan itu masih sepi. Riku termasuk siswa pintar. Tapi ada yang lebih pintar lagi darinya. Namanya Raka. Riku mengeluarkan semua buku diatas meja untuk meamstikan tidak ada yang ketinggalan. Setelah itu dia keluar ruangan dan pergi ke ruangan XII IPA 5. Terlihat Lulu sedang belajar.
“Lu, belajar apa?“ tanya Riku menghampiri Lulu dan duduk disebelahnya.
“Gw lagi belajar B. Inggris,” jawab Lulu.
“Ooo, emangnya ada ulangan?”
“Sebenarnya nggak ada. Tapi gw takut aja ada ulangan mendadak. Kan loe tau sendiri, guru kita kan KILLER !” Lulu tersenyum mengejek.
“yah selamat belajar aja deh. Untung sekarang bukan pelajaran dia!” Riku menghela nafas.
“Oiya Rik, gw mau ngasih sesuatu nih sama loe,” Lulu membuka ranselnya dan mengeluarkan kotak ukuran sedang yang sudah dibungkus dengan kado warna biru.
“apaan nih ? Kok loe tiba-tiba ngasih gw kado,” Riku melihat Lulu dengan heran.
“lo lupa ya Rik, ini kan hari ulang tahun lo,” Lulu menepuk bahu Riku.
“Happy Birthday My Friend !! Semoga lo cepat-cepat dapat cowok idaman loe, Oke.”
Riku langsung memeluk temannya yang satu ini dengan rasa terharu. Tanpa disadari Riku, teman-temannya keluar dari tempat persembunyiannya dan meniup terompet serta kue blackforest mini yang sudah ada didepan Riku. Dia menangis terharu melihat temannya Lulu, Tifa, Vanya, Asya, Dwi, dan teman-teman terdekat Riku mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
Ini adalah ulang tahun Riku yang ke 17 tahun. Ternyata acara kecil-kecilan seperti ini, memakan waktu setengah jam. Waktu menunjukkan pukull 06.45. Riku kembali kekelas bersama Dwi dengan membawa hadiah-hadiah teman-temannya. Untunglah sekolah belum begitu ramai. Riku membuka pintu kelas, terlihat dikelas hanya ada Irshan. Riku dan Dwi menghampiri tempat duduknya.
“huh gila Wi, kadonya banyak banget. Gimana gw bisa pulang nih?” Riku kebingungan.
“minta jemput sama nyokap loe aja,” Dwi mengusulkan.
“nggak mungkin Wi, nyokap gw kalau siang ga ada,”
“trus bokap lo?”
“dia kan kerja. Yah, liat sikon aja deh.”
Dwi menepuk bahu Riku dengan keras.
“auw, apaan sih Wi? Kan sakit ” Riku menghusap bahunya.
“Rik, Irshan !”
Riku menengok membetulkan posisi duduknya. Irshan menghampiri dengan membawa kotak mini.
“Happy Birthday Riku, nih buat loe. Gw harap loe nggak kecewa dengan hadiah gw ini.”
“makasih ya, Ichan ” Riku menerima kado dari Irshan dengan senyum terharu.
Irshan kembali ketempat duduknya dan mengeluarkan handphone beserta headset lalu ia mendengarkan lagu.
‘kok jantung gw berdebar-debar ya? Jangan-jangan gw sakit jantung,’ Riku bertanya dalam hatinya.
“Rik, kok bengong sih. Bukannya senang, malah bengong.”
“hah-oh iya,” sadar Riku.
“ehm...ehm...cie yang baru dikasih hadiah dari Irshan !!” goda Dwi.
“apaan sih lo,” sebal Riku.
Ruang kelas sudah mulai ramai. Bel pun berdering sangat keras.
Riku sudah tiga tahun sekelas dengan Irshan. Riku dan Irshan seperti sahabat. Selama ini Riku selalu memanggil Irshan dengan sebutan Ichan. Tapi sejak adanya Shita, hubungan persahabatan mereka hancur. Shita sekelas dengan Irshan dan Riku dari kelas XI. Dia adalah cewek yang paling cantik seantero sekolah. Wajar aja sih, dia adalah model majalah dan tabloid remaja. Tapi dirinya belum merasa sempurna, kalau Irshan memujinya cantik. Shita adalah orang yang sangat agresif mendekati Irshan. Maklum, Irshan itu ganteng, pintar, suka main basket dan main bola. Makanya, Irshan jadi idaman semua cewek. Dikelas Shita duduk didepan Irshan. Saat pelajaran, Shita selalu bertanya pada Irshan. ‘Irshan, ini gimana sih. Gw nggak ngerti,” Shita selalu ingin mendapat perhatian dari Irshan. Dan hasilnya selalu tidak berhasil.
“KRIIIING !!!” bel istirahat berbunyi. Riku dan Dwi pergi ke kantin.
“Rik, mau makan apa nih ke kantin?” tanya Dwi sambil menggelendoti Riku.
“mmm....kayaknya gw makan bubur ayam deh. Gw lagi nafsu sama bubur ayam nih,” Riku menghusap-usap perutnya bertanda lapar.
“gw mau beli nasi pakai ayam goreng sama sambal yang banyak.”
“ya udah. Gw ketempat bubur ya.”
“Rik, makannya ditempat biasa kita duduk ya.”
“oke deh,” Riku mngacungkan jempolnya.
Riku berjalan dengan santai, tanpa disengaja dia menabrak Irshan yang sedang membawa soto mie.
“huu.... panas !!!” Riku meringis kepanasan.
“sorry Rik, gw nggak sengaja.” Irshan memberi sapu tangan miliknya. Riku membersihkan bajunya yang terkena tumpahan soto mie. Tiba-tiba Irshan membuka jaket yang selalu dipakainya untuk dipinjamkan ke riku untuk menutupi nodanya. Riku sangat kaget melihat Irshan melakukan ini semua untuknya.
“Kun, gw temenin lo kerumah untuk ganti baju lo yang kotor ya, sekalian lo bawa kado-kado dari teman-teman lo itu. Supaya nggak repot pulangnya,”
Tanpa menunggu jawaban dari Riku. Irshan langsung menarik tangannya dan mengantarnya kerumah dengan mobil birunya.
“kok lo langsung narik tangan gw, kan gw belum jawab pertanyaan lo.”
“gw udah tau jawaban lo. Pasti ga mau. Iya kan?” jelas Irshan. Padahal Riku ingin menjawab iya. Habis, kapan lagi kesempatannya untuk mendekati Irshan.
“Chan, gw boleh nanya sesuatu nggak?” tanya Riku.
“boleh, emangnya tentang apa yang lo mau tanya?”
“lo suka ya sama....Shita?” tanya Riku ragu-ragu.
“hah!!”
Irshan kaget. Dia langsung mengerem tanpa rasa bersalah. Emang dasar si Riku. Kalau ngomong nggak ngeliat sikon.
“trus apa jawaban loe, apakah loe suka sama Shita?”
“gw akan jawab, tapi apa alasan lo nanya seperti itu sama gw?” Irshan bertanya.
Riku semakin lama semakin bingung. Ini cowok atau alien sih, malah dia nanya balik sama Riku. Dia harus jawab apa.
“alasan gw adalah, karena kedekatan lo sama Shita udah menjadi gosip. Makanya gw nanya sama lo?” jelas Riku.
Irshan tetap tenang. Dia mulai menyetir kembali. Setelah terhenti beberapa saat.
“trus, teman-teman gw menyangka kalau elo itu pacaran. Apa loe pacaran, chan?”
“tanyakan aja sama isi hati lo. Seharusnya lo tau jawabannya, Rik” dengan enteng Irshan menjawab.
Otak Riku sudah dipenuhi pertanyaan. Irshan menjawab seperti tak ada masalah. Padahal dia lagi di gosipin sama anak-anak seangkatan. Riku merasa, inilah Irshan yang sesungguhnya.
“chan, gw boleh nanya lagi?”
“apa?”
“gw bingung, gw harus gimana. terkadang gw cemburu saat Shita selalu deketin lo terus. gw merasa, gw udah kehilangan sahabat gw” malu Riku sambil memegang jemarinya.
“kenapa lo harus cemburu, gw hanya anggap Shita sebagai temen dan ga lebih, gw hanya memikirkan gimana caranya bisa dapetin cewek yang gw suka selama ini”
“hah, lo lagi suka sama siapa chan? Curiga gw sama lo. Shita secantik itu lo nggak tertarik. Jangan-jangan lo homo yah. Suka sama sejenis?” Riku dengan polosnya berkata.
“hahahaha...! polos banget sih lo” Irshan tertawa sambil mengusap lembut rambut Riku. “gw normal Rik, tapi gw ga suka sama Shita. Gw lebih sayang sama cewek yang udah mengenal gw dengan apa adanya”
“siapa?”
“penasaran kan akhirnya. Hehehe” goda Irshan
“jangan bercanda deh” sebal Riku
“kalo gw jawab siapa orangnya, lo akan bertindak apa?”
“gw hanya ingin tahu, ga lebih dari itu”
“berarti nggak usah gw kasih tahu kalau begitu. Hahaha...!”
“aaaaggghhhh....! ga usah memancing orang untuk penasaran. Kalau intinya lo nggak mau ngasih tau.” kesal Riku
Sesampainya di depan rumah, Riku membawa hadiah-hadiahnya ke dalam rumahnya. Dan Irshan mengikutinya dari belakang. Berlari-lari kecil Riku keatas untuk mengejar waktu mengganti seragam kotornya di kamar dengan baju seragam bersih. Setelah itu, dia turun dari kamarnya. Dan Irshan menunggunya di depan pintu mobil, dan siap menyalakan mobilnya. “have you done lady?”
“not really” ragu Riku
“why?”
Riku masih merapikan seragamnya, dan menyisir rambutnya dengan jarinya. “gimana gw, udah cantik belum? Hehehe”
Irshan melihat Riku dari atas hingga bawah, dan jawabannya dengan meng-acungkan ibu jarinya dengan tegas ke Riku.. “you are so very beuty, my lady”
Sesampainya disekolah. Riku dan Irshan berlari sebelum guru Fisika masuk ke kelasnya. Terlihat dari kejauhan, di depan pintu kelas mereka. Shita menunggu sambil mengunyah permen karet.
“Irshan, kok lo menghilang gitu aja sih? Kan gw nungguin lo dikantin buat makan bareng. Kok lo tiba-tiba sama si Riku ini” sapa Shita dengan nada sinis pada Riku dan Irshan.
“oh, gw nganterin Riku kerumah, sekalian bawa hadiah-hadiah dari temen-temennya.” Jawab Irshan sambil masuk ke kelas.
Masih berlanjut nih kisah Riku dan Irshan. Tolong beri komentar atas cerita gw ini. Cerita ini gw buat saat masih dibangku SMA. mungkin agak aneh ceritanya. dan baru gw sambung lagi sekarang pas Kuliah. Hehehe..
tolong beri kritik dan saran yah..
itu untuk memperbaiki kesalahan gw menulis cerita ini.
Makasih
by Muthiah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment